Senin, 05 Agustus 2019

Pikiran Ku

Mengapa korupsi merajalela dan masuk kepada orang yang mengaku dirinya sebagai orang  beragama ? Karena lemahnya iman kepada Allah dan hari akhir atau hari pembalasan, mereka menganggap semua tindakannya tidak akan pernah di pertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak. Orang yang memiliki keimanan yang lemah sangatlah mudah untuk melakukan tindakan kejahatan yang menyebabkan terjerumusnya dalam perbuatan--perbuatan yang melanggar hukum, seperti korupsi. 
Apa bila seseorang tersebut memiliki iman yang kuat maka mereka tidak akan mudah untuk melakukan tindakan korupsi karena mereka menyadari bahwa ada malaikat di sisinya yang selalu mencatat amal kebaikan dan amal keburukan paada setiap diri manusia. 
Dan masih banyak alasan lain yang di berikan oleh seorang yang melakukan korupsi. Adapun, dengan alasan keadaan ekonomi yang kurang memadai, berbagai tindakan yang dapat di lakukan untuk mempermudah kebutahan ekonominya, tidak peduli dengan hal apapun yang di lakukannya, yang menjadi salah satu pemicu seseorang melakukan tindakan korupsi. 
Hal tersebut menjadi penyebab banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui tentang bentuk-bentuk dalam tindakan korupsi, ketentuan dan sanksi hukumnya, serta cara menghindarinya. Akibatnya banyak di antara masyarakat yang menganggap tindakan korupsi adalah hal yang biasa, bahkan mereka pun juga melakukan hal yang sama.
Iman kepada Allah selalu di sandingkan dengan iman kepada hari akhir. Sekecil apapun perbuatan manusia baik berupa butir atau pasir nanti akan di tampakkan dan ada balasannya di hari akhir atau hari pembalasan. Namun para koruptor selalu beriman pada harta dan jabatan, karena harta dan jabatanlah yang membuat koruptor merasa terhormat dan di argai masyrakat atau rakyatnya.
Masyarakat yang beriman biasanya memiliki prinsip anti korupsi, karena korupsi termasuk perbuatan yang tidak baik, yang harus di brantas dan di basmi serta dimusuhi oleh orang yang beriman. 
Korupsi biasanya di lakukan oleh seseorang yang mempunyai gelar yang tinggi dan yang memiliki penghasilan yang lumayan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti para pejabat pemerintahan anggota dewan. Korupsi biasanya di lakukan karena ketamakan, kerakusan dan godaan nafsunya yang tinggi.
Korupsi selain mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat. Korupsi bisa dikatakan sebagai penyakit yang menular, mengapa demikian? Karena salah satu penyebabnya korupsi adalah lingkungan yang mendukung yang dapat merusak keadilan dan kesejahteraan rakyat. Konflik antara politik dan bisnis merupakan hal yang sangat mudah terjadi pada kasus korupsi. 
Para koruptor dengan molaritas yag rendah dan kemudahan atas jabatannya, koruptor mereka melakukan korupsi sangat mudah untuk di jalurkan yang dapat menular dengan sendirinya tanpa harus di tular oleh yang lain yang telah menjadi seniornya. Untuk menghindari hal ini seharusya kita dapat menghindari dengan penanaman nilai moral dan karakter yang kuat, yang dapat di mulai dari masa muda tentunya.
Seorang yang melakukan korupsi bisa di katakan orang yang tidak memiliki moral dan karakter yang kuat, kemungkinan mereka memang tidak mendapatkan pendidikan moral yang telah di tanamkan di usia mudanya oleh orang tuanya atau kemungkinan nafsu yang telah membuat mereka lupa akan pendidikan moral yag telah di tanamkan. 
Semestinya hal ini dapat di hindari oleh mereka yang mempunyai jabatan. Seharusnya mereka selalu memegang prinsip pendidikan moral yang pernah di dapatkan sehingga bisa menjauhkan diri dari perbuatan yang haram pastinya.   
Hal itu terjadi karena mereka hanya melakukan sholat dari sisi fiqih saja, tidak masuk pada hakikat tasawufnya. Jika sholatnya hanya sebatas fiqih saja tidak ada makna di dalamnya, sehingga fungsi sholat tidak dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. 
Dan selanjutnya adalah adanya sesuatu yang modern atau benda-benda yang baru, ketika manusia sangat cinta pada materi maka tentu berapa pun besarnya penghasilan atau gaji maka tidak akan pernah cukup. Apa lagi jika keinginan nafsunya tidak terbatas, sudah punya satu ingin punya dua, sudah punya dua ingin punya tiga dan seterusnya. 
Hal itu merupakan gejolak syawat hawa nafsunya yang tinggi. Apa bila tidak di halangi dengan keimanan, maka keinginan hawa nafsunya itu akan terus merajalela, yang sementara kemampuan manusia itu terbatas. Mencari uangnya juga pun terbatas ketika tidak seimbang antara kebutuhan atau keinginan dengan kemampuannya itu, maka pasti akan terjadi suatu penyelewengan.
Harapan besar untuk kita semua marilah kita bangun nilai-nilai spiritual dalam islam. Yang insyaallah jika rohani kita semakin kuat atau tangguh dan kokoh, maka semua tindakan-tindakan dan akhlak kita akan semakin mulia. Banyak perilaku yang dapat kita lakukan seperti nilai kejujuran, keberanian, menghargai perbedaan, menjaga lingkungan, kepedulian, menghormati orang lain, memegang amanah, percaya diri dan lain sebagainya. 
Salam
Rudi Karetji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Korupsi Menjadi Jalan Pintas Untuk Mendapatkan dan Mempertahankan Kekuasaan

Korupsi sedang naik daun sudah tentu bersama dua kembaran nya yaitu kolusi dan nepotisme. Korupsi, kolusi, dan nepotisme di negeri ini telah...